13Mar
Kesalahan menciptakan startup gagal
Kesalahan menciptakan startup gagal – Paul Graham merupakan salah satu co-founder Y Combinator, agenda akselelator startup tahap awal yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat. Program Y Combinator sendiri dimulai dari tahun 2005, dan sampai kini telah mendapatkan lebih dari 700 startup, beberapa diantaranya ibarat 9gag, Reddit, Dropbox, Airbnb, dan masih banyak lagi. Dengan total nilai valuasi portofolio mencapai USD 30 miliar (Rp 378 triliun), Y Combinator bahkan dilaporkan menjadi perusahaan akselerator yang menunjukkan total pendanaan paling besar dibandingkan dengan jumlah yang diberikan akselelator lain apabila digabungkan.
Selain itu Paul Graham juga merupakan seorang blogger. Di dalam blog pribadinya, ia sering mengulas ihwal saran, nasihat, atau tips-tips bagi startup dari pengalamannya mendirikan sejumlah startup dan menjadi seorang mentor dan investor di Y Combinator. Salah satu artikel menarik dari Paul dan yang akan kami bahas kali ini adalah “18 kesalahan yang akan membunuh startup”:
1. Satu orang founder
Mendirikan startup seorang diri merupakan hal yang sangat sulit. Walaupun Anda bisa melaksanakan semua pekerjaan, Anda tetap memerlukan teman untuk mengembangkan pendapat, membahas ide-ide gila, atau menciptakan Anda besar hati di ketika terpuruk.
Jadi berdasarkan Paul, dibalik startup yang sukses terdapat tim yang besar lengan berkuasa dan idealnya dalam sebuah startup terdiri dari dua atau tiga orang founder.
2. Pemilihan lokasi yang kurang tepat
Anda bisa melihat bagaimana industri lain menentukan lokasi. Misalnya industri pertambangan niscaya akan menentukan tempat yang berpotensi untuk ditambang, entah itu emas, kerikil bara, atau materi pertambangan lainnya.
Hal ini juga harus diterapkan ketika Anda mendirikan startup. Alasan utamanya ialah sebab dengan menentukan lokasi yang tepat, contohnya kota-kota besar ibarat Jakarta dan Bandung, startup Anda akan mempunyai potensi yang lebih besar untuk berkembang.
3. Menghindari kompetitor
Apabila inspirasi startup Anda bagus, niscaya akan mempunyai kompetitor, dan mau tidak mau Anda harus menghadapi itu. NNamun, kalau Anda menghindari kompetitor dengan cara mengurangi kualitas atau laba maka hal itu bisa berujung kegagalan pada startup Anda.
4. Memecahkan dilema yang sama
Jika Anda melihat startup yang sukses, beberapa diantaranya merupakan “tiruan” dari startup yang sudah ada. Misalnya di Indonesia ada Tokopedia atau Bukalapak, website e-commerce marketplace dengan model bisnis costumer to costumer (C2C). Dua website ini ibarat dengan eBay, website e-commerce yang sangat sukses di Amerika Serikat. Hal itu terjadi sebab ketika Tokopedia dan Bukalapak didirikan, belum ada pemain lain yang memecahkan dilema itu di Indonesia. Dan tentu saja, Tokopedia dan Bukalapak telah berhasil melokalisasi inspirasi bisnis tersebut supaya sesuai dengan kebutuhan pasar tanah air.
Sedangkan apabila Anda ingin menjiplak startup-startup yang sudah berkembang dan dikenal di Indonesia ibarat Facebook dan Google, hal itu bisa dibilang sia-sia. Makara daripada Anda memecahkan dilema yang sama akan lebih baik mencari dilema lain dan membayangkan bagaimana startup Anda akan memecahkan dilema tersebut.
5. Tidak beradaptasi
Di tahap awal pendirian startup, Anda niscaya mempunyai sebuah misi atau visi khusus yang ingin diselesaikan. Tapi dalam perjalanan startup Anda, kemungkinan besar hal itu akan berubah seiring perkembangan startup. Misalnya awalnya Anda memakai model bisnis business to business(B2B) untuk sebuah produk, dan menemukan bahwa hal itu tidak berhasil. Maka Anda mungkin harus merubah model bisnis untuk menuntaskan dilema yang berbeda, mungkin dengan merubah model bisnis menjadi business to consumer (B2C).
Baca Juga : Bisnis Perlu Scale Up
Banyak startup yang sukses sehabis merubah inspirasi awal mereka. Salah satu dongeng dari gagal menjadi sukses ialah Twitter. Startup ini awalnya merupakan layanan agregator podcast yang kemudian bermetamorfosis website micro blogging.
6. Salah merekrut pegawai khsususnya programer
Memilih programer merupakan salah satu hal penting dalam mendirikan startup. Tapi menentukan programmer yang sempurna bukanlah kasus gampang dan walaupun ada jumlahnya sangat sedikit. Programmer tentunya ialah orang yang akan membangun platform Anda, dan apabila salah merekrut, Anda akan ketinggalan jauh dan tersaingi oleh kompetitor.
7. Salah memilih platform
Selain merekrut programmer yang tepat, Anda juga harus memilih platformyang sempurna untuk startup Anda. Memilih platform yang salah bisa membebani startup Anda atau yang lebih jelek lagi Anda bisa kehilangan pengguna. Misalnya menentukan server untuk website Anda, apabila performa server lambat tentunya pengguna menjadi enggan mengunjungi website Anda.
Lalu bagaimana memilih platform yang tepat? Paul mengungkapkan caranya ialah dengan mencari programmer yang sempurna dan membiarkan mereka memilih platform yang tepat.
8. Menunda-nunda peluncuran
Banyak startup yang menunda-nunda peluncuran startup mereka sebab merasa software atau layanan mereka belum siap 100 persen. Beberapa alasan lain ibarat tidak terlalu mengerti akar permasalahan yang akan dipecahkan, takut menghadapi konsumen dan takut dihakimi, atau terlalu sibuk mengerjakan hal lain. Semakin usang Anda menunda peluncuran startup, maka semakin usang Anda akan menerima tanggapan dari permasalahan tesebut.
9. Merilis produk terlalu dini
Paul mengungkapkan bahwa merilis produk terlalu dini bahkan membunuh lebih banyak startup yang meluncurkan produk mereka terlalu cepat. Hal ini akan berdampak pada reputasi startup Anda. Apabila meluncurkan terlalu dini, kemudian sejumlah orang mencobanya, dan apabila itu tidak anggun tentunya mereka tidak akan kembali lagi.
Lalu kapan waktu yang sempurna untuk meluncurkan startup? Paul memberi beberapa saran; Pertama ialah menciptakan perencanaan yang matang. Kedua ialah mengidentifikasi dua inti permasalahan utama, yaitu apakah startup yang Anda buat itu bermanfaat dan bisa berkembang menjadi proyek lain. Ketiga ialah menuntaskan proyek tersebut secepat mungkin.
10. Tidak memikirkan sasaran pengguna
Apabila Anda menciptakan sebuah produk untuk orang lain, maka Anda harus menciptakan produk tersebut sesuai dengan usul pengguna dan disertai data yang sempurna sebagai acuan. Misalnya apabila Anda ingin menciptakan sebuah produk khusus anak muda atau pebisnis, Anda harus bicara eksklusif untuk mengetahui apa kebutuhan mereka. Sehingga produk yang Anda buat sempurna sasaran.
11. Menggalang dana terlalu sedikit
Sebagian besar startup yang sukses pernah mendapatkan pendanaan. Besar kecil jumlah dana yang diperoleh akan sangat berdampak pada startup Anda. Misalnya bila pendanaan yang Anda peroleh terlalu sedikit, kemungkinan besar startup Anda tidak bisa menuntaskan proyek.
Jadi ketika berhadapan dengan investor, pastikan jumlah dana yang Anda olok-olokan cukup untuk menuntaskan proyek dan membawa startup Anda ke level yang lebih tinggi. Anda mempunyai kendali antara berapa besar uang yang dikeluarkan dan apa tahap selanjutnya. Paul menyarankan untuk mengatur keduanya serendah mungkin: sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan dana sama sekali, dan tujuan utama Anda ialah menciptakan produk prototipe yang setidaknya siap digunakan.
12. Terlalu boros
Memang sulit membedakan apakah sebuah startup menghabiskan terlalu banyak uang atau mendapatkan pendanaan dengan jumlah yang kecil. Cara termudah untuk mengetahui hal ini ialah dengan membandingkan dengan startup lain. Misalnya apabila menerima investasi sebesar Rp 500 juta, dan Anda sudah kehabisan uang sebelum mencapai target, itu berarti Anda terlalu boros.
Cara terbaik untuk menghabiskan dana ialah merekrut pegawai. Paul menunjukkan tiga-tips bagaimana cara merekrut. Pertama, jangan lakukan itu apabila Anda bisa menghindarinya. Kedua, bayar dengan pembagian saham daripada gaji, tidak saja untuk menghemat uang, tapi juga untuk mengetahui mana orang yang benar-benar berkomitmen. Ketiga, rekrut programmer atau orang yang sanggup membantu Anda menerima pengguna, sebab itu ialah dua hal penting yang perlu Anda lakukan pertama.
13. Menggalang dana terlalu banyak
Saat Anda mendapatkan pendanaan dengan jumlah yang besar, hal itu merupakan sebuah pujian tersendiri. Semakin besar jumlah investasi yang diperoleh maka semakin usang waktu yang dibutuhkan untuk mencarinya. Bahkan terkadang waktu untuk mencari pendanaan lebih usang daripada waktu yang dihabiskan untuk mengembangkan startup itu sendiri.
Jadi Paul memberi saran kepada founder yang sedang mencari pendanaan dari investor untuk mendapatkan usulan pertama yang berdasarkan Anda tepat. Khususnya apabila Anda menerima usulan dari perusahaan terkenal, dengan nilai valuasi yang masuk akal, dan tanpa peraturan yang berbelit-belit. Paul menyarankan untuk mengambil kesempatan ini, sehingga waktu tidak terbuang-buang untuk mencari pendanaan.
14. Manajemen investor yang buruk
Sebagai founder, Anda harus menjaga korelasi dengan investor. Anda dihentikan mengabaikannya, sebab mereka pastinya mempunyai hal-hal yang berkhasiat untuk Anda. Tapi Anda juga dihentikan membiarkan investor menjalankan perusahaan Anda. Karena itu ialah kiprah Anda sebagai founder.
Seberapa keras Anda harus menjalin korelasi dengan investor biasanya tergantung pada berapa besar pendanaan yang Anda peroleh. Apabila investor mempunyai sebagian besar saham, bisa dibilang investor itu ialah bos dan mempunyai kontrol yang besar lengan berkuasa terhadap startup Anda. Tapi apabila startup Anda berjalan dengan lancar, hal itu bukanlah dilema dan VC biasanya tidak akan ikut campur.
15. Mengorbankan pelanggan demi profit
Paul menjelaskan bahwa menciptakan sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan pengguna jauh lebih susah dan lebih penting daripada model bisnis — untuk menerima uang. Contohnya, Google menciptakan mesin pencari yang sangat bermanfaat, sehabis itu gres mereka memikirkan bagaimana menghasilkan uang dari mesin pencari tersebut.
16. Tidak mau susah
Apabila Anda seorang founder yang mempunyai latar belakang programmer, sadarlah tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kode-kode. Anda perlu korelasi untuk mengembangkan bisnis. Anda juga perlu bertemu eksklusif dengan pengguna Anda untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Pergi keluar dan bertemu eksklusif dengan mereka merupakan cara yang sempurna untuk mengetahui hal itu.
17. Konflik antar founder
Konflik antar founder merupakan hal umum yang terjadi, sebab satu sama lain mempunyai pendapat yang berbeda. Hal ini terjadi di sejumlah startup, dan biasanya founder yang kurang berkomitmen akan keluar. Jika ada tiga founder dan salah satu yang mempunyai kiprah utama keluar, hal itu merupakan dilema besar. Sedangkan kalau ada dua founder dan salah satunya pergi, atau salah satu yang keahlian teknis keluar, itu merupakan dilema yang lebih besar lagi.
Perselisihan ini bisa dihindari apabila mereka lebih berhati-hati dalam menentukan co-founder yang akan diajak mendirikan perusahaan. Paul menyarankan jangan pernah mendirikan startup dengan orang yang tidak Anda sukai. Memilihnya hanya karena mempunyai kemampuan yang Anda perlukan dan tidak ingin mencari yang lain, merupakan kesalahan besar. Orang-orang itu merupakan serpihan penting dari startup Anda, jadi jangan pernah berkompromi.
18. Usaha setengah-setengah
Ini merupakan salah satu faktor utama kegagalan sebuah startup. Salah satu cirinya bukanlah orang yang sering menciptakan kesalahan, tapi orang yang tidak melaksanakan apa-apa sama sekali.
Paul mengungkapkan secara statistik, kalau ingin menghindari kegagalan, hal utama yang perlu dilakukan ialah meninggalkan pekerjaan utama dan fokus terhadap startup Anda. Sebagian startup gagal sebab foundernya tidak meninggalkan pekerjaan utama mereka, dan kebanyakan startup yang sukses sebab sang founder melakukannya.