Mengapa produk-produk dari brand ternama menyerupai Saint Yves, Stradivarius, Elle, Prada, dan sebagainya sanggup mempunyai harga yang sangat mahal? Apakah alasannya ialah mereka benar-benar memakai materi berkualitas tinggi sehingga mengakibatkan harga jualnya juga melambung tinggi?
Ternyata tak hanya faktor materi saja. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan sebuah barang bermerk ternama mempunyai harga melambung tinggi. Penetapan harga mereka mungkin juga sanggup Anda terapkan kalau Anda mempunyai produk dengan pangsa pasar kalangan menengah ke atas.
1) KEYSTONE MARK UP PRICE
Biasanya sebelum sebuah produk dijual, tentunya ada proses pricing (pemberian harga). Untuk produk dari brand ternama, mereka melaksanakan keystone mark up price atau pelipatgandaan harga dua kali.
Biasanya, keystone mark up price ini dilakukan dikala produk hingga kepada retailer dan akan dijual ke konsumen.
Misalnya, sebuah brand tas X mempunyai harga produksi untuk satu buah tas sebesar Rp 500.000. Tas-tas ini tidak akan secara pribadi dijual ke konsumen, melainkan dijual terlebih dahulu ke pihak retailer. Nantinya pihak retailerlah yang akan menjual produk Tas X ke konsumen.
Jadi brand tas X tidak perlu pusing memikirkan proses distribusi produk, sudah ada perusahaan retailer yang menangani. Tapi biasanya brand X ini menjual harga produknya dengan keuntungan 100% ke retailer. Makara dari harga 500.000 mereka menjualnya ke retailer seharga 1.000.000. Retailer sendiri juga akan me-mark up atau menaikkan harga sebanyak 100-200% sebelum dibeli konsumen. Makara harga jual tasnya nanti sanggup jadi jatuh di harga Rp 2.000.000 atau Rp 3.000.000 per item.
Biasanya, keystone mark up price ini dilakukan dikala produk hingga kepada retailer dan akan dijual ke konsumen.
Misalnya, sebuah brand tas X mempunyai harga produksi untuk satu buah tas sebesar Rp 500.000. Tas-tas ini tidak akan secara pribadi dijual ke konsumen, melainkan dijual terlebih dahulu ke pihak retailer. Nantinya pihak retailerlah yang akan menjual produk Tas X ke konsumen.
Jadi brand tas X tidak perlu pusing memikirkan proses distribusi produk, sudah ada perusahaan retailer yang menangani. Tapi biasanya brand X ini menjual harga produknya dengan keuntungan 100% ke retailer. Makara dari harga 500.000 mereka menjualnya ke retailer seharga 1.000.000. Retailer sendiri juga akan me-mark up atau menaikkan harga sebanyak 100-200% sebelum dibeli konsumen. Makara harga jual tasnya nanti sanggup jadi jatuh di harga Rp 2.000.000 atau Rp 3.000.000 per item.
2) DISCOUNT UP TO 50% ATAU DOUBLE DISCOUNT
Mengapa retailer menaikkan harga hingga 200%? Karena mereka sering mengadakan promo Big Sale (diskon hingga 50-70%) atau promo double discount (disk. 20%+10% dan sebagainya) di selesai pekan dan pada liburan panjang. Supaya mereka tetap mendapat banyak keuntungan, maka harga jualnya di-mark up dengan tinggi.
Tapi retailer juga tidak asal menaikkan harga. Mereka juga melaksanakan riset wacana isu terkini pembeli akan produk tersebut bagaimana, kemudian dicocokkan dengan kondisi persaingan.
Tapi retailer juga tidak asal menaikkan harga. Mereka juga melaksanakan riset wacana isu terkini pembeli akan produk tersebut bagaimana, kemudian dicocokkan dengan kondisi persaingan.
3) HARGA BAHAN MENTAH MAHAL DAN PROSES PRODUKSI CUKUP SULIT
Beberapa produk dari brand-brand mahal mempunyai materi yang sulit didapat dan mahal harganya. Mereka juga selalu berusaha mendapat materi terbaik. Beberapa bahkan mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi untuk diproduksi. Itulah kenapa produk bermerk ternama mempunyai harga yang mahal.
4) BIAYA MARKETING MEMBENGKAK
Merk ternama sudah niscaya menyasar pangsa pasar menengah ke atas sebagai sasaran market mereka. Tapi dengan demikian, proses marketing hasilnya memerlukan dana yang membengkak.
Mereka jadi harus sering-sering mengadakan festival di kawasan kalangan menengah ke atas berkumpul, di mana biaya dekorasi dan sewa kawasan selama festival tentunya menghabiskan dana yang tidak sedikit. Belum lagi mereka juga turut aktif menjadi sponsor acara-acara banyak sosialita dan mengadakan fashion show di tempat-tempat mahal untuk memperkenalkan koleksi gres mereka kepada para calon pembeli.
Akhirnya tak sanggup dipungkiri, dana marketing menjadi membengkak. Dan biaya marketing ini menjadi satu dengan biaya produksi. Itulah kenapa harga sebuah produk dari brand ternama sanggup menjadi sangat mahal.
Mereka jadi harus sering-sering mengadakan festival di kawasan kalangan menengah ke atas berkumpul, di mana biaya dekorasi dan sewa kawasan selama festival tentunya menghabiskan dana yang tidak sedikit. Belum lagi mereka juga turut aktif menjadi sponsor acara-acara banyak sosialita dan mengadakan fashion show di tempat-tempat mahal untuk memperkenalkan koleksi gres mereka kepada para calon pembeli.
Akhirnya tak sanggup dipungkiri, dana marketing menjadi membengkak. Dan biaya marketing ini menjadi satu dengan biaya produksi. Itulah kenapa harga sebuah produk dari brand ternama sanggup menjadi sangat mahal.