ADS

Pemijahan Bikinan Lele Sangkuriang


Didalam kerja keras budidaya atau beternak lele Pemijahan Buatan Lele Sangkuriang


Pemijahan Buatan Lele Sangkuriang (ragambudidaya) -Didalam kerja keras budidaya atau beternak lele, tata cara pemijahan adalah tata cara mutlak untuk membuahkan bibit lele yang baik. tata cara pemijahan lele di sekarang ini sudah meningkat melalui cara pemijahan lele dengan bikinan ( induced breeding ). Tersebut disini tata cara didalam pemijahan bikinan pada lele sangkuriang.

Penentuan indukan
Usia induk betina lele sangkuriang siap dipijahkan berusia 1 th., massa  0,7 – 1 kg dengan panjang tolok ukur 25 – 30 cm, tetapi induk jantan diantaranya yaitu berusia 1 th., massa ( 0, 5 – 0, 75 ) kg, dengan panjang tolok ukur 30 – 35 cm. Induk betina yang sudah masak gonad, dengan fisik ditandai dengan perut yang membengkak serta lembek, tonjolan alat kelamin membulat dengan warna merah keungu-unguan serta terlihat membesar, apabila dipandang dengan kasat mata warna telur terlihat hijau renta bening atau coklat kehijau-hijauan, tulang kepala agak meruncing, gerakannya lamban. tetapi induk jantan ditandai dengan warna tubuh yang lebih menonjol dari betina yaitu terlihat kemerah-merahan di bab sirip punggung ( dorsal ), dengan wujud genital yang meruncing serta memanjang melampaui ujung sirip anal yang letaknya berdekatan dengan anus, tulang kepala lebih mendatar ( pipih ) di banding induk betina, perut terus ramping serta gerakannya yang lincah. jikalau diurut dengan perlahan di bab kelaminnya, sanggup mengeluarkan cairan putih susu yang kental, cairan tersebut yang diberi nama sperma. 

Lele sangkuriang mulai sanggup jadikan induk pada usia ( 8 – 9 ) bln. dengan massa sedikitnya 500 gram. Telur sanggup menetas didalam tempo 24 jam sesudah memijah dengan kekuatan memijah selama 1 th. Tanpa mengenali musim. Sinyal tanda induk jantan yang sudah siap memijah salah satunya alat kelamin terlihat terang ( meruncing ), perutnya terlihat ramping, jikalau perut diurut sanggup keluar spermanya, tulang kepala agak mendatar di banding dengan betinanya, jikalau warna dasar badannya hitam ( gelap ), warna itu jadi lebih gelap lagi dari umumnya. tetapi untuk induk betina alat kelaminnya memiliki bentuk bundar serta kemerahan, lubangnya agak membesar, tulang kepala agak cembung, gerakannya lamban, warna badannya lebih cerah dari umumnya.

Penyuntikan hormon
Pemijahan bikinan memakai induk jantan serta betina dengan perbandingan 1 : 3 (1 induk jantan, 3 induk betina). Pemijahan bikinan dijalankan dengan penyuntikan hormon perangsang ( ovaprim ) yang memiliki tujuan untuk mempercepat tata cara ovulasi pada induk betina. Dosis hormon ovaprim yang dipakai adalah 0, 2 ml/kg induk ikan yang diencerkan dengan memamerkan larutan sodium chloride 0,9 % untuk semua jumlah induk ikan. metode pemijahan melalui cara induce breeding. apabila memakai ovaprim dosisnya 0, 3 ml/kg induk ; streeping, induk jantan serta induk betina pada pemijahan ini harus dipisahkan. sesudah ( 10-12 ) jam dari penyuntikan, induk betina siap di-streeping.

penyutikan hormon

Waktu pada penyuntikan dengan ovulasi yaitu ( 10 – 12 ) jam bergantung suhu inkubasi induk ( suhu sepanjang praktek 23 derajat celcius ). penyuntikan dijalankan di saat malam hari lebih kurang jam 20. 00 wib sampai tata cara pengeluaran telur ( streeping ) sanggup dijalankan di saat pagi hari lebih kurang jam 08. 00 wib ihwal ini memiliki tujuan mudah-mudahan hasil streeping yang dihasilkan sanggup optimal, dikarenakan suhu air di saat pagi hari relatif stabil sampai tingkat tertekan yang diakibatkan pada induk relatif kecil serta untuk memudahkan mengamati ovulasi. penyuntikan dijalankan 1 kali dengan intramuskular, yaitu penyuntikan di bab otot punggung induk lele sangkuriang.

Streeping serta pembuahan
Pada selang waktu ( 10–12 ) jam sesudah penyuntikan dijalankan kendali pada induk betina serta dinyatakan ovulasi. sesudah itu, secepatnya dijalankan penyediaan cairan sperma. Penyediaan cairan sperma dijalankan dengan pengambilan kantong sperma dengan jalur pembenahan. induk jantan dibedah gunakan gunting dari arah genital ke arah kepala, lantas kantong sperma di ambil serta dibersihkan gunakan kertas tissu. Sperma dikeluarkan melalui cara menggunting kantong sperma di bab sisinya, lantas diperas serta diencerkan gunakan larutan sodium chloride 0, 9%. perbandingan yang dipakai yaitu 250 ml sodium chloride 0, 9% untuk sperma yang tiba dari 1 ekor induk jantan.

Sesudah larutan sperma siap, dijalankan pengeluaran telur melalui cara pengurutan. di bab kepala dipegang gunakan kain lap mudah-mudahan tidak licin, lantas sisi perut diurut dari dada ke arah genital dengan perlahan-lahan ( streeping ). Telur yang keluar ditampung didalam wadah plastik yang higienis serta kering.

Sperma yang sudah ada dicampurkan dengan telur serta diaduk memakai bulu ayam. sesudah teraduk merata tuang air seperlunya lantas digoyang-goyangkan lagi dengan perlahan. pertolongan air dikehendaki untuk mengaktifkan sperma dikarenakan waktu didalam larutan fisiologis sperma belum aktif, buka mikrofil pada telur ikan, serta untuk bersihkan telur dari sisa-sisa sperma yang tidak aktif/mati.

Ovulasi adalah puncak dari kematangan gonad, di mana telur yang sudah masak harus dikeluarkan melalui cara dipijit di bab perut ( streeping ). Induk jantan di ambil spermanya melalui pembedahan. pencampuran telur serta sperma dijalankan gunakan bulu ayam sampai sperma serta telur tercampur merata. untuk memperbesar pembuahan, maka telur serta sperma sanggup disertakan dengan garam dapur sejumlah 4000 ppm sembari diaduk serta disertakan air sedikit untuk sedikit. sesudah tercampur lantas dijalankan pembersihan dengan penggantian air sejumlah ( 2-3 ) kali. telur yang dibuahi sanggup alami pengembangan dengan ukuran telur yang terlihat makin besar serta berwarna hijau tua, tetapi telur yang tidak dibuahi berwarna putih.

Penetasan telur
Penetasan telur dijalankan pada hapa berskala ( 2x1x0, 2 ) m yang dipasang pada kolam persegi panjang berskala ( 4x2x0, 8 ) m yang pada awalnya sudah diisi air setinggi 50 cm. lantas hapa diberi pemberat berupa besi behel ukuran 5 mm, berupa persegi panjang seumpama dasar hapa. hapa penetasan dialiri air dengan terus-terusan dengan debit air 40 ml/detik, selain itu juga kolam penetasan diberi aerasi selaku pemasok oksigen.

Sebelum di saat telur ditebar, apalagi dahulu dijalankan pembersihan telur dari sisa sperma. telur ditebar dengan merata didalam 4 hapa dengan padat tebar lebih kurang 156. 818 butir/hapa serta menetas lebih kurang ( 30–36 ) jam sesudah pembuahan pada suhu ( 23–24 ) derajat celcius.


Subscribe to receive free email updates:

ADS